Back

GBP/USD Mundur Menuju 1,1500 Karena Politik Inggris dan Brexit Menguji Pembeli, Fokus Pada Penjualan Ritel AS

  • Pemantulan korektif GBP/USD hari sebelumnya dari level terendah mingguan memudarkan, mengambil penawaran jual akhir-akhir ini.
  • Batas waktu untuk memicu Pasal 16 dan ketidakpastian atas harga energi Inggris membantu menguji pembeli.
  • Inflasi yang menurun di AS dan Inggris tak mengesankan penjual pada hari sebelumnya.
  • Penjualan Ritel AS dan obrolan mengenai langkah Fed selanjutnya akan menjadi penting untuk dorongan baru.

GBP/USD tetap tertekan menuju 1,1500 selama Kamis pagi di Eropa, membalik rebound hari sebelumnya, karena pasar global tetap tidak pasti menjelang data AS. Yang juga memberi tekanan turun pada pasangan Cable bisa jadi pesimisme seputar politik Inggris dan pembaruan Brexit, tidak melupakan data inflasi Inggris/AS yang suram hari sebelumnya.

Perdana Menteri (PM) Inggris Liz Truss kesulitan meyakinkan penduduk lokal Inggris bahwa keringanan pemerintah pada harga energi akan berlaku mulai Oktober. Keraguan atas kemampuan PM Truss untuk meyakinkan Perdana Menteri Irlandia Utara Micheal Martin selama kunjungannya ke London, untuk pemakaman Ratu, yang juga membebani harga GBP/USD. Selain itu, kurangnya respons dari London ke Uni Eropa (UE) meskipun mendekati tanggal untuk memicu Pasal 16 yang berkaitan dengan Brexit memberi tekanan penurunan tambahan.

Pada hari Rabu, inflasi harga Makanan Inggris meningkat selama 13 bulan berturut-turut menjadi 1,5% MoM, lonjakan bulanan terbesar sejak 1995. Namun, Indeks Harga Konsumen (IHK) turun menjadi 9,9% YoY versus 10,2% perkiraan pasar dan 10,1% pembacaan sebelumnya. Selanjutnya, Indeks Harga Ritel juga menurun, mencetak ulang angka 12,3% YoY versus 12,4% yang diharapkan.

Dalam kasus AS, Indeks Harga Produsen (IHP) turun menjadi 8,7% YoY pada bulan Agustus dari 9,8% pada bulan Juli, dibandingkan 8,8% dalam perkiraan pasar. Rincian menunjukkan bahwa IHP selain Makanan & Energi, yang lebih dikenal sebagai IHP Inti, juga turun menjadi 7,3% YoY dari 7,6% tetapi melampaui ekspektasi pasar sebesar 7,1%. Meski begitu, peluang 75% kenaikan suku bunga Fed 75 basis poin (bp) pada pekan depan, serta peluang 25% yang mendukung kenaikan suku bunga Fed 100 bps penuh, sesuai dengan FedWatch Tool CME, mendukung penurunan GBP/USD.

Perlu dicatat bahwa penolakan Presiden AS Joe Biden terhadap kekhawatiran AS dan stimulus Tiongkok adalah beberapa perkembangan utama yang seharusnya mendukung selera risiko. Namun, perselisihan Tiongkok-Amerika dan krisis energi di Eropa tampaknya telah menantang optimisme. Selain itu, pemogokan buruh yang membayangi di AS tampaknya menjadi beban tambahan pada selera risiko.

Di tengah permainan ini, S&P 500 Futures mencetak kenaikan ringan di sekitar 3.670 sedangkan imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun tetap tanpa arah di dekat 3,416%.

Selanjutnya, Penjualan Ritel AS untuk bulan Agustus, yang diperkirakan tidak berubah di 0,0%, akan menjadi penting bagi para para pedagang GBP/USD untuk memperhatikan arah intraday di tengah kurangnya data/peristiwa dari Inggris. Namun, perhatian utama akan diberikan pada pertemuan Fed pekan depan. Secara keseluruhan, penjual kemungkinan akan tetap memegang kendali.

Baca juga: Pratinjau Penjualan Ritel AS: Dapatkah Konsumen Mengikuti Inflasi? Kemunduran Bisa Membebani Dolar

Analisis teknis

Meskipun pasangan Cable berulang kali memantul dari area support 1,1490-85, pembeli tetap waspada kecuali jika harga menembus rintangan DMA-21 di sekitar 1,1650.

 

PBOC akan Memberikan Dukungan Pinjaman CNY200 Miliar untuk Investasi – Xinhua

Setelah pertemuan pada hari Selasa, Dewan Negara Tiongkok mengumumkan bahwa People's Bank of China (PBOC) akan menyediakan lebih dari 200 miliar yuan
Read more Previous

Katayama, LDP: Jepang Tidak Memiliki Cara yang Efektif untuk Memerangi Penurunan Tajam Yen

Pejabat Partai Demokratik Liberal (LDP) yang berkuasa di Jepang, Satsuki Katayama, mengatakan pada hari Kamis bahwa pihak berwenang Jepang tidak memil
Read more Next