Back

Harga Emas India Hari ini: Emas Turun, Menurut Data FXStreet

Harga Emas turun di India pada hari Rabu, menurut data yang dikompilasi oleh FXStreet.

Harga Emas berada di 8.158,50 Rupee India (INR) per gram, turun dibandingkan dengan INR 8.172,17 yang dikenakan pada hari Selasa.

Harga Emas menurun menjadi INR 95.150,05 per tola dari INR 95.318,62 per tola sehari sebelumnya.

Unit measure Harga Emas dalam INR
1 Gram 8.158,50
10 Grams 81.577,20
Tola 95.150,05
Troy Ounce 253.758,00

Intisari Penggerak Pasar Harian: Harga Emas Melonjak di Tengah Prospek Ekonomi AS yang Pesimis

  • Imbal hasil obligasi Pemerintah AS bertenor 10 tahun naik enam basis poin (bp) menjadi 4,221%.

  • Imbal hasil riil AS, yang diukur oleh imbal hasil Obligasi Pemerintah AS 10 tahun yang Dilindungi Inflasi (TIPS), naik enam bp menjadi 1,858%.

  • Presiden Fed St. Louis Alberto Musalem mengatakan prospek ekonomi adalah untuk pertumbuhan ekonomi yang solid berlanjut, tetapi data terbaru menunjukkan beberapa risiko penurunan.

  • Data dari Prime Market Terminal mengungkapkan bahwa pasar uang telah memperhitungkan kebijakan pelonggaran Federal Reserve (The Fed) sebesar 74 basis poin (bp), naik dari 70 bp minggu lalu.

FXStreet menghitung harga Emas di India dengan mengadaptasi harga internasional (USD/INR) ke mata uang lokal dan unit pengukuran. Harga diperbarui setiap hari berdasarkan tarif pasar yang diambil pada saat publikasi. Harga hanya sebagai referensi dan harga lokal dapat sedikit berbeda.

Pertanyaan Umum Seputar Emas 

Emas telah memainkan peran penting dalam sejarah manusia karena telah banyak digunakan sebagai penyimpan nilai dan alat tukar. Saat ini, selain kilaunya dan kegunaannya sebagai perhiasan, logam mulia tersebut secara luas dipandang sebagai aset safe haven, yang berarti bahwa emas dianggap sebagai investasi yang baik selama masa-masa sulit. Emas juga secara luas dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan terhadap mata uang yang terdepresiasi karena tidak bergantung pada penerbit atau pemerintah tertentu.

Bank-bank sentral merupakan pemegang Emas terbesar. Dalam upaya mereka untuk mendukung mata uang mereka di masa sulit, bank sentral cenderung mendiversifikasi cadangan mereka dan membeli Emas untuk meningkatkan kekuatan ekonomi dan mata uang yang dirasakan. Cadangan Emas yang tinggi dapat menjadi sumber kepercayaan bagi solvabilitas suatu negara. Bank sentral menambahkan 1.136 ton Emas senilai sekitar $70 miliar ke cadangan mereka pada tahun 2022, menurut data dari World Gold Council. Ini merupakan pembelian tahunan tertinggi sejak pencatatan dimulai. Bank sentral dari negara-negara berkembang seperti Tiongkok, India, dan Turki dengan cepat meningkatkan cadangan Emasnya.

Emas memiliki korelasi terbalik dengan Dolar AS dan Obligasi Pemerintah AS, yang keduanya merupakan aset cadangan utama dan aset safe haven. Ketika Dolar terdepresiasi, Emas cenderung naik, yang memungkinkan para investor dan bank sentral untuk mendiversifikasi aset-aset mereka di masa sulit. Emas juga berkorelasi terbalik dengan aset-aset berisiko. Rally di pasar saham cenderung melemahkan harga Emas, sementara aksi jual di pasar yang lebih berisiko cenderung menguntungkan logam mulia ini.

Harga dapat bergerak karena berbagai faktor. Ketidakstabilan geopolitik atau ketakutan akan resesi yang parah dapat dengan cepat membuat harga Emas meningkat karena statusnya sebagai aset safe haven. Sebagai aset tanpa imbal hasil, Emas cenderung naik dengan suku bunga yang lebih rendah, sementara biaya uang yang lebih tinggi biasanya membebani logam kuning tersebut. Namun, sebagian besar pergerakan bergantung pada perilaku Dolar AS (USD) karena aset tersebut dihargakan dalam dolar (XAU/USD). Dolar yang kuat cenderung menjaga harga Emas tetap terkendali, sedangkan Dolar yang lebih lemah cenderung mendorong harga Emas naik.

(Alat otomatisasi digunakan dalam pembuatan pos ini.)

Penjualan Ritel (Thn/Thn) Singapura Januari Naik dari Sebelumnya -2.9% ke 4.5%

Penjualan Ritel (Thn/Thn) Singapura Januari Naik dari Sebelumnya -2.9% ke 4.5%
Read more Previous

Uchida, BoJ: Tidak Memiliki Ide Tetap Mengenai Laju Kenaikan Suku Bunga di Masa Depan

Wakil Gubernur Bank of Japan (BoJ) Shinichi Uchida mengatakan pada hari Rabu, “saya tidak memiliki ide yang telah ditentukan sebelumnya mengenai laju kenaikan suku bunga di masa depan.” Komentar-komentar lebih lanjut tidak memiliki ide yang telah ditentukan sebelumnya mengenai laju kenaikan suku bunga di masa depan
Read more Next